Monday, December 17, 2007

Segmentasi, targeting, positioning, dan diferensiasi

Ulasan yang bagus, terutama untuk mengingatkan mengenai konsep segmentasi, targeting, positioning, dan diferensiasi.

Sumber: http://www.perbendaharaan.go.id/modul/pustaka/index.php?id=15

One Stop Shopping, Arsitektur Website Pemerintah Yang Ideal

(Suparjo*)

Di era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha tidak terbatas hanya dalam satu negara, tetapi persaingan sudah meluas dalam lingkup dunia. Dalam kondisi demikian, semua produk yang dihasilkan harus bersaing dalam memperebutkan pasar internasional yang sudah sangat terbuka. Sebagai sebuah produk, website juga mengalami proses persaingan tersebut. Semua pengelola berusaha agar website-nya dikunjungi orang sebanyak mungkin, karena salah satu ukuran keberhasilan suatu website adalah banyak-sedikitnya pengunjung. Untuk menghadapi iklim persaingan demikian, siapapun harus mampu menciptakan competitive advantage.

Dengan keunggulan daya saing tersebut, perusahaan (produk) akan dapat bertahan dan mampu menangkap peluang masa depan. Jika pelaku bisnis hanya sekedar memperebutkan dan bersaing di masa kini, hal itu tidak akan memberi manfaat dan keuntungan yang optimal, karena persaingan tersebut hanya terbatas dalam memperebutkan satu pangsa pasar yang tetap. Usaha untuk meningkatkan daya saing adalah dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Walaupun penilaian kualitas suatu produk adalah penilaian yang subyektif oleh konsumen. Penilaian ini ditentukan oleh persepsi pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh konsumen terhadap produk tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas produk agar sesuai dengan persepsi konsumen, produsen harus senantiasa melakukan perbaikan dan inovasi terhadap produk mereka secara berkelanjutan. Perancangan produk dan strategi pemasaran yang baik menjadi suatu hal yang krusial. Tiap perusahaan harus terus-menerus mengembangkan produk atau merancang produknya guna mempertahankan dan membangun penjualannya. Hal ini terjadi karena produk mereka yang telah ada selama ini rentan terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi baru, serta peningkatan persaingan.

Hal yang demikian juga berlaku dalam membangun dan mengelola suatu website. Walaupun orientasi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai suatu website berbeda dengan dunia usaha, terlebih website yang dikelola oleh pemerintah. Berapa banyak website yang dikelola oleh instansi pemerintah, namun berapa banyak yang dapat diandalkan sebagai sumber informasi dan media pembelajaran masyarakat. Banyak instansi pemerintah yang ikut latah membuat website, namun bingung setelah website itu selesai dibuat.

A. Perancangan Produk yang Berorientasi pada Konsumen
Proses perancangan produk tidak hanya dilakukan oleh bagian produksi (operasi), namun juga melibatkan bagian pemasaran agar dapat memberikan jaminan bahwa operasi dan pemasaran dapat terintegrasi dengan perancangan produk. Selain sangat diperlukan dalam setiap tahapan pengembangan produk, bagian pemasaran merupakan penerima akhir dari keputusan pembuatan produk.

Dalam merancang dan membangun suatu produk, terkenal dua pendekatan, yaitu perancangan berorientasi produk (product driven) dan perancangan berorientasi pelanggan (customer driven). Dengan perancangan yang berorientasi produk, perusahaan hanya membuat produk kemudian dilempar ke pasar, sedang perancangan yang berorientasi pada konsumen, maka perusahaan membuat suatu produk sesuai dengan selera dan keinginan pasar. Product driven sama dengan sistem dorong (push), yaitu perusahaan membuat produk kemudian didorong ke pasar untuk dijual.
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perusahaan mengetahui apa yang akan dibuat dan pasar akan membeli dalam jumlah yang memadai untuk memberikan laba. Sedang customer driven sama dengan sistem tarik (pull) yaitu perusahaan memulai suatu produksi dari perkiraan penjualan, kemudian ditarik kebelakang untuk menentukan apa dan berapa produk yang akan dibuat yang disesuaikan dengan keinginan pasar. Pendekatan ini menempatkan pemasaran pada awal proses perencanaan perusahaan.

Dalam kondisi persaingan usaha yang ketat seperti sekarang, maka product driven, sudah banyak ditinggalkan. Perusahaan sekarang mulai berorientasi pada pelanggan/konsumen, karena sebagus apapun suatu produk, tetapi jika ditolak oleh konsumen, maka hanya kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena penilaian kualitas suatu produk adalah penilaian yang subyektif oleh konsumen. Penilaian ini ditentukan oleh persepsi pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh konsumen terhadap produk tersebut.

Cooper dan Kleinschmidt mengungkapkan bahwa faktor utama yang menyebabkan keberhasilan suatu produk adalah sifat unik yang dimiliki oleh sebuah produk unggulan seperti; kualitas lebih baik, bentuk yang lebih modern, adanya suatu keistimewaan baru, dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Madique dan Zirger, keberhasilan peluncuran produk ditentukan oleh seberapa jauh pemahaman perusahaan terhadap kebutuhan konsumen. Selain itu pengembangan produk akan lebih efektif jika didukung oleh kerjasama antara bagian dalam perusahaan sejak awal. Dalam perusahaan Jepang, berdasarkan hasil penelitian keberhasilan pengembangan produk mereka merupakan hasil kerjasama lintas-fungsional, serta terdapat fakta bahwa mereka umumnya menyertakan konsumen pada tahap awal pengembangan produk untuk mendapatkan pandangan pelanggan terhadap produk yang akan diluncurkan.

B. Bagaimana Website Dipasarkan Sebagai Sebuah Produk

Setelah mendapatkan produk yang baik, maka tugas utama yang siap menunggu adalah strategi pemasaran yang tepat untuk memasarkan produk tersebut. Dalam proses penerimaan suatu produk, konsumen akan terfokus pada proses mental yang dilalui, mulai dari mendengar informasi sampai memakainya. Dengan informasi yang dikomunikasikan dengan baik, akan mendorong konsumen untuk mencari informasi mengenai produk yang kurang diketahuinya. Selanjutnya konsumen akan mempertimbangkan untuk mencoba produk tersebut dan memberikan penilaian atas produk.

Produk yang baik tanpa dilanjutkan dengan pemasaran yang baik maka produk tersebut akan menjadi sampah di pasar. Hasilnya konsumen akan memutuskan menggunakan produk seterusnya atau tidak sama sekali. Disini peranan bagian pemasaran sangat menentukan dalam meyakinkan konsumen akan kualitas produk yang telah dihasilkan, sehingga konsumen dapat menerima produk tersebut. Di tengah persaingan produk yang sangat ketat, yang sama sama menjanjikan produk yang terbaik maka kunci sukses ada pada strategi pemasaran.

Philip Kotler menjelaskan bahwa pemasaran merupakan proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian; yang mencakup barang, jasa, dan gagasan; yang tergantung pada pertukaran; dan dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Lebih lanjut Philip Kotler juga menjelaskan bahwa konsep pemasaran bersandar pada empat pilar, yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.

Terdapat perbedaan yang sangat krusial antara menjual dan dan memasarkan. Konsep menjual menganut pandangan dari dalam ke luar atau lebih bersifat push system dan product driven. Konsep ini dimulai dari produksi, memusatkan perhatian pada produk yang ada, kemudian dilakukan penjualan dengan melakukan promosi yang gencar untuk mendapatkan laba yang maksimal. Sedangkan konsep pemasaran, lebih bersifat pull system dan customer driven, yang menganut pandangan dari luar ke dalam. Perusahaan memulai pekerjaannya dari pasar yang didefinisikan dengan baik. Perusahaan berusaha mengetahui apa yang dikehendaki dan menjadi selera pasar. Perusahaan memusatkan perhatian pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan, kemudian memadukan semua kegiatan perusahaan dalam rangka mempengaruhi pelanggan. Selanjutnya dengan sendirinya perusahaan mendapatkan laba tanpa mengabaikan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan menjadi entry point yang nantinya dapat dioptimalkan kembali menjadi laba.

Untuk memaksimalkan hasil, maka perusahaan/pihak-pihak yang memasarkan produk harus melakukan perencanaan di dalam program pemasarannya. Perencanaan merupakan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam menjalankan suatu pemasaran. Perencanaan tersebut harus dilengkapi dengan analisa-analisa yang mendukung. Analisa yang umum dan biasa dilakukan adalah analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity dan Threat). Sebelum memasarkan produknya, terlebih dahulu dianalisa apa yang menjadi kelebihan-kelebihan yang dimiliki perusahaan, produk yang dihasilkan maupun kelebihan atas para pesaing. Misalnya, perusahaan adalah perusahaan besar dengan jaringan yang luas, produk yang berkualitas, produk yang unik atau jarang ada, produk yang sangat dibutuhkan masyarakat dan seterusnya.

Kekurangan yang dimiliki juga harus diidentifikasi dan diketahui dengan baik. Kekurangan tersebut bisa menjadi titik lemah, yang dapat dimanfaatkan oleh para pesaing dalam merebut pasar. Dengan mengetahuinya sejak awal, maka antisipasi dapat segera dilakukan. Opportunity adalah segala kesempatan yang kemungkinkan bisa dimanfaatkan untuk dapat memaksimalkan pemasaran. Perusahaan dituntut untuk mampu menangkap setiap peluang yang ada. Kemampuan menangkap setiap peluang yang ada merupakan salah satu titik kunci keberhasilan dalam memasarkan suatu produk. Yang terakhir adalah threat, yaitu setiap ancaman dari pihak luar yang kemungkinan dapat mengganggu aktifitas kita. Dengan mengenali diri secara lebih dalam, segala sesuatu telah diantisipasi dengan baik sehingga akan memudahkan dalam melakukan aktifitas dan melakukan terobosan kedepan.

Setelah melakukan analisa dan mengenal diri secara lebih dalam, langkah selanjutnya adalah melakukan strategi pemasaran. Strategi ini dibuat untuk mencari dan menciptakan suatu kondisi ideal untuk melakukan pemasaran. Strategi pemasaran yang selama ini dikembangkan adalah membagi-bagi pasar, memilih pasar sasaran yang sesuai, dan penentuan posisi nilai suatu produk (Segmentation, Targeting dan Positioning).Rumusan ini adalah esensi dari strategi pemasaran.
Segmentation adalah penentuan segmen pasar, yaitu menentukan dan merencanakan siapa yang paling mungkin menjadi pembeli produk yang akan dijual. Penentuan segmen pasar sangat penting dalam mengenali calon pembeli dan memastikan siapa yang potensial menjadi pembeli. Segmentasi ini dapat dibagi berdasar lokasi, usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan, kebiasaan dan sebagainya. Perusahaan maupun pelaku pasar lain yang memutuskan untuk terjun dan beroperasi dalam pasar yang terbuka, mereka pasti sadar bahwa tidak mungkin mampu melayani seluruh konsumen dalam pasar yang luas itu. Mereka terlalu banyak dan bervariasi kepentingannya. Daripada bersaing dalam segmen pasar yang luas, akan lebih efektif dan efisien bila membuat segmentasi. Segmen yang dibidik dapat dioptimalkan dan dikembangkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Menurut Ariadi Abimanju, targeting adalah mengenal segmen pasar yang telah ditentukan dan merencanakan cara apa yang paling optimal agar segmen pasar memberikan kemungkinan paling besar untuk membeli produk yang akan dijual/dipasarkan. Penentuan targeting sangat tergantung dari hal-hal seperti karakter produk, karakter segmentasi, dan tingkat persaingan pada segmen yang sudah dipilih. Targeting ini menentukan kepada siapa target market dari suatu produk, apakah kepada semua orang, sebagian orang atau orang-orang tertentu yang memiliki kekhususan.

Philip Kotler menjelaskan bahwa positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasarannya. Positioning merupakan pandangan dan pemahaman pasar terhadap suatu produk. Pandangan dari pasar terhadap suatu produk secara langsung akan menentukan apakah pasar merasa harus membeli produk atau tidak. Menurut Ariadi Abimanju positioning tidak terjadi dengan sendirinya, namun harus direncanakan, diciptakan dan dijalankan mulai produk dibuat hingga dipasarkan. Setelah perencanaan dengan analisa yang matang dilakukan, kemudian dilakukan penetapan segmentasi dan targeting, maka diharapkan sudah mulai dapat terlihat dengan jelas dicelah mana suatu produk akan dilempar ke pasar. Positioning yang tepat dapat dijadikan senjata andalan dalam memenangkan suatu persaingan.

Selain positioning, salah satu senjata andalan yang dapat digunakan untuk menyiasati persaingan adalah diferensiasi produk. Diferensiasi dapat menghindari persaingan secara langsung dengan pesaing yang lebih kuat dan besar. Berbeda dengan para pesaing adalah satu alasan yang kuat dalam penerimaan produk oleh pasar. Pelaku pasar harus mencoba mengidentifikasi cara-cara spesifik yang dapat mendeferensiasikan produknya untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage). Menurut Philip Kotler diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing. Pembeda utama suatu produk adalah feature, performance quality, conformance quality, durability, reliability, repairability, style dan design. Selain diferensiasi dalam produk, terdapat juga diferensiasi dalam hal sisi pengguna, cara menjual dan sebagainya.

Menurut Ariadi Abimanju, diferensiasi dapat berakibat memperkecil target pasar, namun semakin kecil target pasar dan semakin beda produknya, maka tingkat persaingan akan semakin ringan. Ada suatu titik optimal yang harus dipilih, yaitu pada tingkat mana pelaku pasar akan bersaing. Kuncinya adalah mengenali pasar dan mengenali kemampuan diri. Target pasar yang terlalu luas akan menambah tingkat kesulitan dalam persaingan. Dari pasar yang besar, akan ada didalamnya yang lebih kecil yang disebut Niche Market (celah pasar). Walaupun niche market lebih kecil, namun memiliki tingkat persaingan yang lebih ringan, sehingga pelaku pasar dapat mengoptimalkan peluang yang ada.

Di dalam membangun website (pemerintah), analisa dan perencanaan seperti diatas juga sangat diharapkan. Meskipun website pemerintah tidak berorientasi keuntungan, namun analisa SWOT dapat digunakan untuk memaksimalkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Analisa yang dibuat akan dapat memperkuat pondasi yang akan dibuat, sehingga mampu memberikan kepuasan yang maksimal kepada pelanggan.

Website pemerintah juga harus memilih segmentasi tertentu yang ingin diraih. Website yang terlalu umum dan tidak tersegmentasi dengan baik, akan membingungkan para pelanggan karena tidak jelas apa yang ingin diraih dan siapa pelanggan yang ingin disasar. Dengan segmentasi pasar, website pemerintah dapat memfokuskan diri pada apa yang ingin dicapai. Targeting juga akan lebih mudah dilakukan. Misalnya, website yang dikelola oleh badan pengelola pasar, seharusnya lebih terfokus bagaimana memberi informasi tentang pasar. Website yang dikelola oleh koperasi, seharusnya lebih terfokus bagaimana memberi informasi tentang koperasi dan segala permasalahannya, bukan ikut membahas permasalahan pemilu, misalnya.

Positioning suatu website juga sangat penting, karena positioning yang tepat dapat menempati posisi kompetitif yang berarti dan dapat dijadikan senjata andalan dalam meraih pengunjung yang maksimal. Pengunjung pasti akan tertarik dengan website yang sudah jelas positioning-nya. Misalnya, website pencari adalah google, website mailist adalah yahoo dan seterusnya. Website pemerintah juga harus dikembangkan untuk memiliki positioning yang jelas pula. Misalnya jika seseorang memiliki masalah pajak, maka tinggal masuk pajak.go.id. Jika ada masalah tentang bea masuk maka dengan masuk ke website beacukai.go.id segala masalah beres, jika ada masalah akuntansi pemerintah, tingal duduk manis didepan komputer lalu masuk ke website bakun.go.id permasalahan selesai.

Jika segmentasi, targeting dan positioning tidak jelas, maka tujuan dan sasaran dibangunnya suatu website juga akan samar. Tidak jelas arah yang ingin dicapai, orangpun tidak akan tertarik untuk berkunjung. Jika tidak ada nilai lebih dan nilai tambah yang didapat maka tidak akan ada orang yang membacanya.

Jika dikelola dengan baik, dan memiliki segmen, target dan posisi yang jelas, maka otomatis website pemerintah akan terdiferensiasi sendiri. Diferensiasi akan menghindari duplikasi (kesamaan) informasi dengan website yang lain. Berbeda dengan yang lain, yang menyajikan informasi yang unik dan spesifik akan menjadikan satu alasan yang kuat bagi pelanggan untuk datang, termasuk dalam hal ini website pemerintah. Pengelola tidak akan khawatir ditinggal para pengunjung jika mampu mengelola sisi yang berbeda dibanding website lain.

Sebagai sebuah produk pelayanan, seharusnya website dikembangkan agar mampu memberikan nilai tambah dan manfaat yang maksimal kepada masyarakat. Secara umum tujuan dari website pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan informasi secara maksimal. Website juga digunakan instansi pemerintah sebagai sarana dalam mewujudkan good corporate governance (tata kelola pemerintahan yang baik). Tiga unsur dalam good corporate governance, yaitu transaparansi, akuntabilitas dan partisipasi dapat dikembangkan melalui sarana website. Pemerintah dapat menginformasikan apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan melalui media website. Pemerintah juga dapat mengundang partisipasi masyarakat melalui website.

Jika masyarakat memiliki penilaian yang baik terhadap suatu website, maka website tersebut memiliki nilai lebih dimata konsumen. Penilaian konsumen terhadap suatu produk akan menimbulkan suatu citra. Citra merupakan persepsi masyarakat terhadap suatu perusahaan atau produk. Untuk mengembangkan citra yang kuat diperlukan kreatifitas dan kerja keras. Citra tidak dapat ditananamkan dalam pikiran masyarakat dalam waktu semalam tetapi harus dikomunikasikan secara terus menerus. Dengan citra yang kuat akan menentukan posisi yang strategis di masa yang akan datang. Citra harus senantiasa dibangun dan dikomunikasikan agar dapat melanggengkan konsumen. Citra yang baik adalah investasi yang paling utama.

C. One Stop Shopping, Arsitektur Website yang Berorientasi pada Konsumen
Instansi pemerintah yang akan membangun dan merancang website, harus meninggalkan pendekatan produk (product driven). Suatu keputusan yang salah jika membuat suatu produk tanpa memperhatikan apa yang dibutuhkan konsumen. Sekarang, product driven sudah banyak ditinggalkan, karena sebagus apapun website yang kita bangun, tetapi jika ditolak oleh konsumen, maka hanya menghasilkan pemborosan saja. Website harus berorientasi pada pelanggan/konsumen, harus dibangun dengan pendekatan customer driven. Para pelanggan yang ingin disasar harus ditempatkan pada awal proses perencanaan. Apa yang mereka butuhkan, apa yang menjadi selera dan keinginan mereka harus menjadi bahan utama dalam menentukan apa dan bagaimana website yang akan dibangun.

Setelah kita mengetahui apa yang menjadi kebutuhan, keinginan dan selera pasar, maka tugas kita selanjutnya adalah menyediakan semuanya di dalam website. Para pelanggan tidak perlu membuka website yang lain, karena segala kebutuhan yang mereka inginkan sudah tersedia. Segala permasalahan yang dihadapi dapat terselesaikan hanya dengan mengunjungi satu website saja. Penyediaan semua kebutuhan pelanggan dalam satu website ini, penulis istilahkan sebagai pelayanan One Stop Shopping.

Untuk dapat membangun arsitektur website yang mampu melayani segala kebutuhan pelanggan, One Stop Shopping, sudah pasti membutuhkan perencanaan yang bagus. Pengelola website tidak mungkin mampu melayani semua pelanggan, maka dibutuhkan segmentasi terhadap pelanggan. Website juga tidak akan mampu bermain dalam pangsa pasar yang luas, sehingga perlu targeting dan positioning yang jelas. Pengelola website harus memulai pekerjaannya dari pasar yang didefinisikan dengan baik, mengetahui siapa yang menjadi pasar sasaran dan mengetahui apa yang dikehendaki oleh pasar. Pengelola harus memusatkan perhatian pada kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Karena kepuasan pelanggan adalah investasi paling berharga.

Untuk memaksimalkan tujuan dan sasaran yang ingin diraih, perencanaan yang baik juga wajib dilaksanakan. Perencanaan tersebut harus dilengkapi dengan analisa-analisa yang mendukung. Analisa yang umum dan biasa dilakukan adalah analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity dan Threat). Sebelum membangun website, terlebih dahulu harus dianalisa apa kelebihan-kelebihan yang dimiliki, mengetahui dengan baik kekurangan yang bisa menjadi titik lemah, menginventarisir segala kesempatan yang kemungkinkan bisa dimanfaatkan, serta mengidentifikasi setiap ancaman dari pihak luar yang dapat mengganggu aktifitas kita. Dengan mengenali diri secara lebih dalam, segala sesuatu akan dapat diantisipasi dengan baik.

Sebagai salah seorang pengelola, penulis dapat mencontohkan analisa SWOT pada website BAKUN (bakun.go.id) yang sekarang sedang dalam tahap pengoptimalan dan pengembangan. Sebagai contoh, website BAKUN memiliki kekuatan (strenght) pada salah satu produk yang akan dihasilkan, yaitu produk akuntansi pemerintah. Produk ini sekarang masih unik, jarang ada yang menyediakan, namun sangat dibutuhkan oleh sebagian pelanggan. Kekurangan (weakness) yang dimiliki antara lain belum optimalnya pemanfaatan sumber daya manusia yang ada. Kesempatan (opportunity) yang dapat dimanfaatkan, antara lain banyak calon pelanggan yang sangat membutuhkan informasi dan pelayanan, namun masih banyak yang belum mengetahui website BAKUN. Ancaman (threat) yang kemungkinan akan datang adalah ditinggalkan oleh para pelanggan, jika pengelola tidak dapat menutupi kelemahan yang dimiliki dan melepaskan kesempatan yang semestinya dapat diraih.

Setelah melakukan analisa dan mengenal diri secara lebih dalam, pengelola website harus membagi-bagi pasar, memilih pasar sasaran yang sesuai, dan menentukan posisi nilai suatu produk (Segmentation, Targeting dan Positioning). Mengambil contoh pada website BAKUN, maka Segmentation yang akan diambil oleh pengelola website BAKUN terdiri dari dua kalangan yaitu intern dan ekstern BAKUN. Intern BAKUN adalah para pegawai BAKUN yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedang ekstern BAKUN adalah pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan Akuntansi Pemerintah. Penentuan segmen pasar sangat penting dalam mengenali calon pelanggan yang akan mengambil manfaat dari tersedianya website BAKUN. Pengelola menyadari bahwa tidak mungkin mampu melayani seluruh konsumen yang memiliki banyak kebutuhan dan kepentingan.

Targeting yang ingin diraih oleh website BAKUN akan didasarkan pada segmentasi pasar yang telah dibidik. Targeting ini akan menentukan kepada siapa target market dari website yang dikelola. Paling tidak terdapat tiga kelompok yang menjadi target utama dari website BAKUN, yaitu Departeman/Lembaga, Akademisi dan Pegawai.

Ada dua produk (informasi) utama yang akan disediakan oleh Website BAKUN yaitu Akuntansi Pemerintah (SAP, SAI, SAAT dan SAPD) dan Layanan Kepegawaian. Departeman/Lembaga dan Akademisi adalah kelompok yang menjadi target pasar produk akuntansi pemerintah, sedang para pegawai adalah target pasar dari produk layanan kepegawaian. Hal-hal yang berakitan dengan akuntansi pemerintah dan kepegawaian akan disediakan, dan secara bertahap akan dilengkapi, sehingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan para pelanggan. Tentunya terlebih dulu pengelola website akan mengidentifikasi apa saja yang menjadi kebutuhan para pelanggan tersebut.

Positioning yang ingin diraih oleh Website BAKUN adalah menyediakan pelayanan (informasi) di bidang Akuntansi Pemerintah dan Kepegawaian yang dikhususkan bagi pegawai BAKUN. Positioning ini diharapkan dapat menempati suatu posisi kompetitif (competitive advantage) yang berarti dan memiliki nilai tambah (added value) bagi para pelanggan sasarannya.

Produk yang dihasilkan website BAKUN juga produk yang berbeda (different) dibandingkan dengan produk yang disediakan oleh website yang lain. Produk yang berbeda akan lebih mudah diterima pasar dibanding produk yang memiliki kesamaan namun dihasilkan oleh produsen yang berbeda. Diferensiasi dapat digunakan untuk menyiasati persaingan dengan menghindari persaingan secara langsung dengan pesaing yang lebih kuat dan besar serta dapat digunakan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage).

Dengan Segmentation, Targeting dan Positioning yang jelas serta tersedianya segala kebutuhan pelanggan di website, diharapkan cukup dengan duduk manis di depan komputer maka segala permasalahan para pelanggan di bidang akuntansi pemerintah dapat terselesaikan. Begitu juga permasalahan kepegawaian yang dihadapi para pegawai BAKUN dapat teratasi dengan baik.

Jika ada permasalahan atau kebutuhan pengunjung yang tidak tersedia di dalam website BAKUN, maka pengunjung dapat mengirimkan permasalahan mereka kepada pengelola website melalui Contact Us yang tersedia di Website BAKUN atau kirim email ke webmaster@bakun.go.id. Semua orang dapat mengakses layanan ini. Dalam hitungan detik, permasalahan dapat terkomunikasikan dan terkirim ke meja redaksi/pengelola website BAKUN. Hari itu juga helpdesk yang disediakan BAKUN dapat segera membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Alamat email ini diharapkan sebagai gawang terakhir dalam mensukseskan pelaksanaan program One Stop Shopping pada website BAKUN.

Dari data yang dimiliki pengelola website BAKUN, email yang masuk ke webmaster mengalami peningkatan. Permasalahan yang disampaikan bermacam-macam, namun yang paling banyak diungkapkan adalah bertanya (berkonsultasi) seputar Akuntansi Pemerintah dan data/berita yang ada dalam Website BAKUN. Pada bulan November dan Desember 2003, jumlah pengirim email ke webmaster sejumlah 10 dan 5 orang. Pada bulan Januari, Pebruari dan Maret 2004, pengirim email berturut-turut sejumlah 11, 17, dan 18 orang. Sedang dari tanggal 1 sampai dengan 23 April 2004 jumlah orang yang mengirim email ke webmaster sebanyak 29 orang.

Sejak website BAKUN (bakun.go.id) dioptimalkan kembali, pertengahan bulan Maret 2004, respon dari berbagai kalangan cukup menggembirakan. Jumlah pengunjung dan pembaca website ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumnya. Walaupun jumlah pengunjung bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan suatu website, namun jumlah tersebut dapat dijadikan ukuran seberapa besar ketertarikan orang terhadap suatu website. Sebagai gambaran, di dalam website tersedia tiga buah artikel, yaitu Just in Time Mungkinkah Diterapkan pada Sektor Publik (BAKUN?), Requirement Definition dalam Desain Sistem Aplikasi, serta Tinjauan atas Hardware, Software dan Aplikasi yang Dikelola Ditjen Perbendaharaan. Dalam jangka waktu satu bulan, jumlah pembaca artikel tersebut lebih dari dua ratus.

Artikel Just in Time Mungkinkah Diterapkan pada Sektor Publik (BAKUN?) ditayangkan pada tanggal 12 Maret 2004. Sampai dengan tanggal 23 April 2004 (41 hari tayang) telah dibaca oleh 306 pengunjung. Artikel Tinjauan atas Hardware, Software dan Aplikasi yang Dikelola Ditjen Perbendaharaan sejak ditayangkan 12 Maret 2004, sampai dengan tanggal 23 April 2004 (41 hari tayang)telah dibaca sebanyak 228 pengunjung. Sedang artikel Requirement Definition dalam Desain Sistem Aplikasi, yang ditayangkan 15 Maret 2004, sampai dengan 23 April 2004 (38 hari tayang)telah dibaca sebanyak 222 pengunjung.

Sebagaimana website (yang dikelola pemerintah) yang lain, website BAKUN juga mengalami permasalahan yang sama, yaitu pengelolaan yang tidak optimal. Ketidakoptimalan tersebut dapat mengakibatkan informasi yang disediakan oleh website menjadi tidak berkualitas. Kegagalan dalam penyediaan informasi yang berkualitas dapat menghambat proses pembelajaran masyarakat. Akibat yang lebih utama adalah kegagalan di dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang pernah ditetapkan para pengelola website itu.

Untuk mendapatkan produk yang berkualitas, hanya akan tercipta dari sumberdaya manusia yang baik, pengendalian yang baik serta lingkungan yang baik.

* Suparjo
-Staf pada Subdit Dukungan Teknis dan PBD-Ditjen Perbendaharaan
-Staf Pengajar pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) .

1 comment:

jurnalisme said...

Bagus. Mana Hermawan Kertajaya?