Tuesday, November 27, 2007

TV LOKAL, OBSESI SIARAN LANGSUNG

http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/06/nas06.htm



TV LOKAL, OBSESI SIARAN LANGSUNG


TV Lokal, jaringan
* Pentingnya jaringan nasional maupun internasional
* Obsesi: siaran langsung

Senin, 06 September 2004 NASIONAL
Line
Kemunculan TV Lokal (2)
Mengemas Budaya Jadi Tayangan Menarik


KEHADIRAN televisi lokal Terang Abadi Televisi (TA TV) memang membuat masyarakat Solo dan sekitarnya merasa bangga dan tersanjung. Paling tidak, obsesi untuk bisa menjadi bagian dari tayangan sebuah televisi akan menjadi kenyataan.

Sebut saja kelompok ketoprak tobong yang setiap hari pentas di Taman Balekambang, bisa hadir pada tayangan Sabtu pukul 20.30. Demikian juga dengan jenis kesenian lainnya, seperti musik keroncong ataupun hiburan musik lainnya yang dikemas dalam Pesona Tembang Nostalgia.

Televisi dengan chanel 50 UHF dan frekuensi 703.25 MHz yang didirikan sekelompok pengusaha besar di Solo itu, menurut General Manager Daniel B Santosa, ingin mengangkat budaya lokal dan sekaligus untuk mengeliminasi budaya modern. "Budaya modern telah masuk sedemikian dalam pada kehidupan masyarakat. Bahkan, kehadirannya telah memengaruhi etika sosial," katanya.

Sebagai kota budaya dan pariwisata, Solo kaya dengan materi program yang bisa dikemas menarik. Dari potensi yang besar seperti itulah, televisi lokal tersebut berusaha tampil dengan sajian yang bernuansa budaya.

"Menggarap program budaya tidak akan habis-habisnya. Inilah yang menjadikan kami optimis dan mampu melangkah ke depan. Di luar bidang kebudayaan, potensi bisnis di Solo cukup besar juga," ujarnya.

Meski optimis, dia melihat bahwa bagaimana pun besarnya kekuatan sebuah televisi lokal, sejak dini harus mampu menunjukkan idealisme yang jelas. Sebab, dia melihat televisi lokal pada umumya berangkat bukan dari idealisme komersial. Stakeholders yang membangun sebuah perusahaan media elektronik harus lebih dulu mempunyai idealisme moral dan spiritual, sebelum sampai pada tingkatan komersial. Hanya, bila cita-cita itu tidak diperjelas sejak awal, akan memengaruhi perjalanan program tayangan.

"Apa pun bentuk idealisme stakeholders, sebuah media televisi harus digarap secara profesional. Dalam sistem kerja profesional memang harus jelas arah yang ingin dicapai. Program juga bisa ditata secara profesional, tidak setengah-setengah sehingga menjadi kabur dan kurang menarik. Belum lagi bagaimana tanggapan dari masyarakat atau pasar yang akan menjadi sasaran program itu."

Selain kepastian idealisme, kata Daniel yang mantan karyawan sebuah televisi swasta nasional itu, idealnya keberadaan televisi lokal harus didukung sebuah jaringan yang kuat. Dia menunjuk beberapa televisi lokal lainnya, yang mampu menjalin jaringan kerjasama dengan jaringan televisi nasional ataupun luar negeri.

Dengan jaringan kerja dan bisnis seperti itu, kehadiran sebuah televisi lokal nantinya tidak sekadar sebagai kelengkapan sebuah peradaban masyarakat kota, tetapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya.

Dia berbangga hati, karena sebagai salah satu televisi lokal mampu memiliki peralatan yang cukup memadai. Siaran langsung yang menjadi keunggulan sebuah stasiun televisi dapat dilakukan TA TV, karena memiliki peralatan micro wave.

"Kami berencana siaran langsung menjadi unggulan. Sebab, dengan siaran langsung akan semakin kuat mengikat emosi pemirsa," tegasnya. (Sri Wahjoedi-83b)


Favorite site: www.tribun-timur.com

No comments: